Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya.
Kutipan ini yang semestinya kita renungkan.
Bangsa ini sudah terlena dan keluar dari arus kemerdekaan. Bahkan hanya
segelintir pahlawan yang masih mengena di hati Bangsa ini.
Setelah
21 April kemarin kita mengenang sang Kartini, kini, 2 Mei , saatnya kita
mengenang pahlawan kita yang memperagungkan Pendidikan di Negara Indonesia.
Hari Pendidikan Nasonal jatuh setiap tanggal 2 Mei
tiap tahunnya. Namun apakah Anda tahu sejarahnya mengapa tanggal ini dipilh?
Tanggal
2 Mei sejatinya adalah kelahiran Ki Hadjar Dewantara. Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (sejak
1922 menjadi Ki Hadjar Dewantara), lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889 – meninggal
di Yogyakarta, 26 April 1959 pada umur 69 tahun.
Beliaulah
yang dianggap sebagai pahlawan yang memajukan pendidikan di Indonesia. Berkat
jasa beliau Perguruan Taman Siswa berdiri, suatu lembaga pendidikan yang
memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak
pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda. Ki Hadjar Dewantara juga suka menulis , banyak
tulisannya yang sangat tajam terutama menyindir Belanda , salah satunya adalah
Als Ik Eens nederlander Was ( Seandainya Aku Seorang Belanda ) yang salah satu
petikannya adalah sebagai berikut,
"Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan di negeri yang kita sendiri telah merampas kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan sumbangan untuk dana perayaan itu. Pikiran untuk menyelenggarakan perayaan itu saja sudah menghina mereka dan sekarang kita garuk pula kantongnya.Ayo teruskan penghinaan lahir dan batin itu! “Kalau aku seorang Belanda” Apa yang menyinggung perasaanku dan kawan-kawan sebangsaku terutama ialah kenyataan bahwa bangsa inlander diharuskan ikut mengongkosi suatu pekerjaan yang ia sendiri tidak ada kepentingannya sedikitpun"
Karena tulisannya tersebut Ki Hajar Dewantara dibuang
ke pulau Bangka namun dipindahkan ke Belanda karena pembelaan Douwes Dekker dan
Cipto Mangoenkoesumo. Sepulangnya ke
Indonesia Ki Hadjar Dewantara membangun Nationaal Onderwijs Instituut
Tamansiswa (Perguruan Nasional Tamansiswa) pada 3 Juli 1922 yang menjadi awal
dari konsep pendidikan nasional.
Ki
Hadjar Dewantara akhirnya meninggal pada 28 April 1958 dan Pemerintah
menetapkan tanggal 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional sejak tahun 1959
sebagai penghargaan atas jasa-jasanya di bidang pendidikan. Sudah saatnya kita membuka mata kawan. Semua yang kita
nikmati sekarang bukanlah semata – mata hasil yang cuma – cuma. Namun hasil
dari perjuangan para pahlawan kita. Sudah saatnya dan sepantasnya kita
meneruskan apa yang telah diwariskan pada bangsa ini bukan?
Mari kawan, kita wujudkan pendidikan yang berkualitas. Bukan pendidikan yang semakin bobrok. Indonesia butuh raga, otak, dan hati yang mau memperjuangkan aliran darah para pahlawan.
Selamat Hari Pendidikan Nasional , Terus maju untuk pendidikan Indonesia !